Stop STUNTING Melalui Kader Desa

  • Jul 20, 2019
  • PEMDES ROGOMULYO

New Merdeka Hotel_Dalam rangka mewujudkan Indonesia yang sehat dan berkualitas, pemerintah mulai aktif dalam berbagai bidang pemberdayaan manusia. Mulai dari pembentukkan kader, pelatihan kader dan membuat progam progam kesehatan yang bertujuan untuk menciptakan genenerasi sehat aktif dan berkompeten. Indonesia salah satu negara dengan penderita stunting tertinggi se Asia setelah Brunei Darussalam dan Kamboja. Menurut WHO 60 dari 134 negara masih memeliki tingkat stunting yang tinggi, padahal stunting termasuk indikator kunci kesejahteraan anak secara keseluruhan. Negara negara dengan stunting tinggi menunjukkan ketidak setaraaan sosial di dalamnya, maka dari itu pemerintah melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk pencegahan stunting di Indonesia. Stunting adalah kondisi dimana pertumbuhan tinggi badan dan berat badan anak tidak sesuai dengan pertambahan usia. Selain Pola asuh yang salah satu penyebab utama stunting adalah kekurangn gizi secara terus menerus sejak bayi dalam kandungan hingga massa awal anak di lahirkan. Bertempat di Hotel New Merdeka Pati (15/7), pemerintah melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermades) mengadakan kegiatan Konvergensi Pencegahan Stunting dengan mengadakan pelatihan lintas sektor dengan bekeja sama para bidan desa, perangkat desa dan kader desa dan mendatangkan beberapa Nara Sumber. Kegiatan yang berlangsung selama sepekan ini di harapkan mampu membentuk tim Kader Pembangunan Manusia yang siap untuk membantu pemerintah menuntaskan stunting di tingkat desa. Selama pelatihan, peserta mendapatkan pembekalan materi, tata cara pendataan dan cara bersosialisasi di masyaarakat, dengan harapan setelah kembali dari pelatihan peserta mampu melaksanakan pelayanan masyarakat, pendataan, dan bersosialisasi dengan baik dimasyarakat. "Banyak media yang dapat di gunakan dalam bersosialisasi di desa, di antaranya dengan membuat brosur mengenai kesehatan dan stunting kemudian di bagikan kepada masyarakat serta membuat peta desa yang di dalamnya terdapat lokasi keberadaan ibu hamil, balita dan anak anak beresiko stunting" himbauan dari bu Suwii selaku nara sumber dalam pelatihan. Selain kekurangan asupan gizi, sanitasi yang tidak sehat juga mempengaruhi terjadinya stunting. Maka dengan adanya Dana Desa (DD) di harapkan pemerintah desa mampu menganggarkan Dana Desa untuk perbaikan sanitasi di desa masing masing. "Mayoritas kekurangan gizi pada bayi terjadi karena riwayat keluarga yang miskin, minim pengetahuan, serta sanitasi yang buruk, dengan adanya Dana Desa, diharapkan pemerintah tidak hanya menggunakan dana desa untuk infrastruktur pembangunan saja tetapi juga untuk pemberdayaan masyarakat, melakukan pelatihan ketrampilan, pelayanana kesehatan, dan sanitasi. Karena dengan lingkungan yang sehat, masyarakat yang berkompeten, serta pelayanan kesehatan yang mumpuni, di harapkan kedepan masalah stunting akan perlahan teratasi sehingga masa depan desa terselamatkan. jelas pak Zaenal Muttaqin salah satu nara sumber dalam pelatihan KPM kemaren. Kegiatan yang di biayai dari dana Dekonsentrasi Provinsi Jawa Tengah melalui DOK Bantuan Pemerintah TPID Tahun Anggaran 2019 terbagi menjadi beberapa cluster. Desa Rogomulyo menjadi cluster pertama dalam pelatihan Kader Pembangunan Manusia yang di wakili oleh saudara Agus Fahrurrozi selaku perwakilan dari Perangkat Desa dan Fuji Wahyuni sebagai Kader Desa. #adm Pelatihan Kader Pembangunan Manusia